Pengalaman Servis Laptop yang Berakhir Mengecewakan

| 1791 Words

Selama memakai komputer atau laptop saya belum pernah menemui kasus yang fatal. Biasanya cuma ngadat di seputar software saja. Misalnya masalah driver atau paling banter harus reinstall OS nya (Windows atau Linux).

Tapi kali ini saya harus berurusan dengan hardware, yang tentu harus minta bantuan dengan orang yg lebih ngerti dan punya alat nya.

Thinkpad T430

Thinkpad T430

Yang saya alami di laptop saya ini, saat dipakai tiba-tba mati. Saat dihidupkan lagi, tidak mau hidup dan tidak respon atau tanda lain.

Laptop Thinkpad T430 yang saya beli bekas di tahun 2019 ini, selama ini lancar dipakai tanpa kendala. Tapi menginjak tahun ke 2, tepat nya 2,5 tahun pemakaian sudah mulai muncul masalah. Beberapa kali ada masalah yang bisa ditangani sendiri dan satu masalah yang memang harus dibawa ke tempat servis.

Sebenarnya saat awal beli laptop ini, tidak terlalu berharap banyak. Bisa dipakai 2 tahun aja sudah bagus. Lebih dari itu ya syukur. Dan ternyata kejadian, setelah pemakaian 2,5 tahun ada masalah yang serius.

Bukan yang pertama, mati karena RAM

Sebenarnya gejala mati sendiri ini bukan yang pertama. Pernah ada kejadian yang mirip tapi bisa segera tahu solusinya.

Saat itu mau nambah RAM 1 keping lagi agar menjadi 8 Gb. Beli di toko komputer di tempat beli laptop ini dan minta dipasangkan sekalian biar yakin tidak salah beli. Setelah dipakai beberapa hari tidak ada kendala, lalu saat laptop dipakai, tiba-tiba mati sendiri dan tidak mau booting.

Karena tau hal terakhir yang dilakukan adalah menambah RAM, maka dicoba dilepas dulu RAM yang baru dipasang, lalu tekan power on dan ternyata laptop mau hidup normal.

Kecurigaan masalah setelah ganti RAM ini mungkin karena beberapa hal. Bisa karena beda merk, beda chip yang dipakai atau beda clock speed nya.

RAM yang baru dipasang adalah dengan merk Samsung dan dengan clock yang lebih tinggi dengan RAM bawaan. Bisa jadi perbedaan ini yang jadi sebab komputer sering mati sendiri dan tidak mau booting. Tapi heran nya saat pertama dipasang bisa berjalan normal dan bisa dipakai beberapa hari.

Untuk RAM yang baru dibeli ini katanya garansi lifetime, hanya perlu komplain ke toko penjual dan nanti mereka yang bantu urus garansi. Tapi saat saya coba mengurus garansi nya, saya kecewa.

Toko hanya membantu kontak dengan distributornya dan minta waktu berapa hari. Tapi setelah hari yang ditentukan tenyata hasilnya meleset. Alasannya kontak tidak nyambung dll dan pihak toko memberikan alamat dan kontak distributor kalau mau mengurus sendiri.

Tapi karena harga yang tidak sebanding dengan urusan klaim garansi yang akan makan waktu dan biaya, lebih baik saya lewat kan aja.

Untuk kasus RAM ini saya memang kurang teliti. Mestinya saya ngecek dulu spesifikasi laptop dan RAM yang kompatibel dengan laptop. Paling minim adalah info tentang tipe RAM dan clock speed nya. Sehingga yang saya beli adalah yang sesuai. Dan kalau pun dikasih pilihan oleh pihak toko tetap harus di-cross check dengan spesifikasi laptop.

Sebenarnya ada cara yang lebih simple, yaitu beli yang persis merk dan tipenya dengan yang terpasang di laptop. Akhirnya saya pakai cara ini, dan belinya pun barang second (copotan) di toko online. Selama ini ini awet dipakai dan sesuai dengan harapan.

O ya, RAM bawaan yang terpasang di laptop merk nya SK Hynix, 4 Gb, DDR3 PC12800 1600 Mhz.

Akhirnya dibawa ke tukang servis

Penyakit laptop yang bikin nyerah, yaitu saat laptop dipakai, tiba-tiba mati sendiri. Saat mau dinyalakan lagi, laptop tidak mau hidup. Tidak ada tanda-tanda atau bunyi beep. Lalu saya mencoba langkah-langkah darurat seperti: cabut baterai dan dipasang lagi, dihidupkan tanpa baterai, tekan power dan ditahan sampai beberapa menit. Semua langkah darurat itu tidak berhasil membuat laptop nyala.

Karena sudah tidak ada clue lagi yang bisa dilakukan, akhirnya laptop saya bawa ke Pusat Komputer di Bekasi Cyber Park lantai 1. Saya coba ke toko yang jual laptop bekas dengan banyak merk Lenovo dan tipe Thinkpad. Saya tanyakan ke mereka apa pernah mengalami kejadian seperti yang saya alami dan juga rekomendasi tempat servis yang biasa menangani laptop Thinkpad.

Asumsi saya, karena toko ini adalah ‘pemain’ Thinkpad, tentu berpengalaman dengan problem dan tahu tempat untuk mengurusnya. Makanya saya percaya saat mereka mulai buka dan periksa. Kesimpulan sementara, katanya ada kemungkinan yang rusak IC Power yang di mainboard.

Untuk detailnya laptop harus ditinggal karena mau dibongkar biar bisa diperiksa lebih lengkap. Estimasi biayanya kalau kerusakan IC Powernya, kalau bisa diperbaiki antara Rp 400 - Rp 600 ribu. Kalau tidak bisa diperbaiki hanya kena biaya bongkar pasang Rp 100 rb. Untuk perkembangannya nanti akan dikabari via Whatsapp sekitar semingguan.

Saya setuju dan sepertinya penjelasannya cukup meyakinkan dan detail. Seperti sudah paham sekali dengan penyakitnya. Saat saya tanya ngerjainnya dimana, katanya di bukan di toko ini, tapi ada toko yang khusus yang nanti dia yang akan bawa ke sana dan mengurus.

Perkembangan saat servis laptop

Setelah seminggu lewat, saya coba hubungi untuk menanyakan perkembangan perbaikan laptop saya. Katanya masih di-cek dan belum ditemukan problem detailnya (apalagi solusinya). Saya masih mencoba mengerti, karena mungkin banyak pekerjaan yang di-servis sehingga perlu waktu lagi untuk menangangi laptop saya.

Saya memberikan waktu 1 minggu lagi, lalu saya kontak lagi via Whatsapp untuk tahu perkembangannya. Jawabannya masih dalam proses di-cek oleh teknisi, alias masih belum diperbaiki. Tapi karena sudah 2 minggu dan tidak ada perkembangan, saya menyimpulkan kalau teknisinya tidak sanggup memperbaikinya. Apalagi saat saya tanya penyakitnya, tidak bisa memberi penjelasan yang diinginkan.

Akhirnya saya bilang ke mereka kalau saya akan mampir dan ambil laptop yang gagal diperbaiki. Saya beri waktu 1-2 hari untuk merapikan, jadi saat saya datang, tinggal ambil barangnya saja.

Tapi yang terjadi malah bikin kecewa. Beberapa hari setelah saya kabari akan datang, saat datang, ternyata komputer belum siap untuk diambil. Saya malah diminta menunggu lebih dari 1 jam untuk mengambil laptop. Itu pun seperti terburu-buru memasang kembali laptop yang sedang dibongkar. Saya tidak tahu bagaimana keadaan laptop saya yang dipasang kembali part secara terburu-buru tersebut. Apakah ada bagian yang tertinggal, apa ada baut yang tidak terpasang, apa pemasangan part sudah tepat?

Intinya kecewa sekali dengan layanan servis laptop ini. Apalagi tetap harus bayar biaya pasang lagi, yang saya juga tidak tahu apa pasang lagi ini sudah sesuai walaupun biayanya saya bayar.

Dibawa ke pusat servis laptop di Harco Mangga Dua

Karena penasaran dengan laptop ini, saya bawa untuk diservis di pusat nya laptop di Jakarta, yaitu di Harco Mangga Dua. Kebetulan memang lagi punya waktu luang dan sudah mencari info tentang servis di sana.

Di antara informasi yang saya dapat, di sana banyak tempat yang bisa men-servis mainboard. Bahkan diantara mereka ada yang yang biasa mengganti chipset mainboard laptop dengan teknik yang namanya reballing. Semacam teknik membongkar pasang solderan yang sangat kecil di mainboard untuk membongkar dan memasang chipset. Katanya bahnyak berhasil bahkan mengganti chipset VGA yang mati di mainboar laptopnya.

Dari info itu saya menarik kesimpulan sederhana. Membongkar pasang chipset yang ribet saja, apalagi di laptop saya yang katanya kena di bagian IC Powernya. Tentu ini bagian yang umum dan banyak part nya. Mestinya mereka bisa. Itu anggapan saya.

Saat di Harco Mangga Dua, dari informasi yang sudah terkumpul sebelumnya, saya mencari tempat servisnya. Namanya DC atau DL. Ternyata memang tempatnya ramai banyak orang yang servis. Saya jadi tambah yakin urusan laptop saya akan terselesaikan di sini.

Dengan petugas yang menerima barang servis, saya sampaikan problem laptop dan kronologi masalahnya. Sambil meminta ijin membongkar laptop, si mas petugas menyampaikan estimasi biayanya. Kalau yang kena IC Power, biaya nya sekitar Rp 400 ribu. Kalau yang kena chipset lain biayanya Rp 600 - Rp 800 ribu. Tapi kalau tidak berhasil di-servis tidak dikenakan biaya.

Saat membongkar part, saya diminta untuk paraf di part seperti RAM, baterai, layar, harddisk dan part lain yang ditunjuk. Mungkin ini sebagai penanda nanti agar saat dipasang lagi tidak tertukar dan tidak ada yang tertinggal. Jadi tambah percaya dengan prosedur awalnya di tempat ini.

Saya pun bertanya tentang estimasi pengerjaan. Katanya itu tergantung antrian barang yang di-servis. Karena sebelum saya datang, ada banyak laptop yang belum tertangani. Sebenarnya saya ingin bicara dengan teknisi yang menangani di sana, untuk mengecek sebentar dan menyimpulkan kenapa nya. Tapi saya tunggu berjam-jam, tidak ada jawaban lagi dan disuruh menunggu kalau masih mau. Atau ditinggal saja nanti dikabari via Whatsapp. Akhirnya saya tinggal daripada menunggu berjam-jam, apalagi hari sudah mulai sore.

Perkembangan perbaikan berikutnya, ternyata…

Sambil menunggu janji yang akan mengabari perkembangan, setelah lewat seminggu, saya berinisiatif menanyakan. Jawabannya normatif yang katanya masih dicek oleh teknisinya. Saya mengerti karena emang antrian yang servis saat saya ke sana cukup banyak.

Menginjak minggu kedua, saya berinisiatif nanya lagi. Jawabannya masih dicek juga oleh teknisi. Katanya kerusakannya parah sehingga masih diurut lagi satu-satu mencari permasalahnya. Makanya perlu waktu lebih lama.

Saya masih men-toleransi dan ada batas waktu. Kalau misalnya sampai 1 bulan sejak laptop diserahkan ternyata masih belum ada perkembangan, saya akan ambil saja.

Setelah lewat satu bulan, saya coba tanyakan lagi di Whatsapp. Jawabannya masih mirip, yaitu masih dikerjakan oleh teknisinya. Akhirnya karena sudah lewat satu bulan, saya sampaikan ke teknisinya tidak apa-apa kalau tidak bisa dibenerin. Tolong laptopnya dirapikan lagi saja dan beberapa hari lagi saya akan datang untuk ambil. Seperti dejavu kejadian di tempat servis sebelumnya, saat saya datang untuk mengambil laptop, ternyata laptop masih berantakan. Mereka minta waktu 1 jam untuk merapikan kembali laptop.

Tentu saja saja khawatir dengan laptop saya walau masih kondisi rusak. Apalagi melihat reaksi wajah mereka yang tidak bersahabat saat merapikan laptop dan waktu terburu-buru karena saya mau ambil. Semoga saja tidak ada part yang tertinggal, atau salah pasang atau perlakuan lain yang membuat part yang tidak rusak menjadi rusak akibat pekerjaan yang terburu-buru.

Saya kecewa lagi di tempat yang kedua ini. Bukan saja karena dengan waktu yang lama laptop tidak berhasil di-servis, tapi mereka tidak memberi kabar, walau kabar terburuk misalnya memang kondisi laptop tidak dapat diperbaiki. Jadi tidak perlu membuang waktu dan berharap.

Rencana selanjutnya untuk laptop ini

Sebenarnya sambil menunggu di minggu kedua laptop ini diservis, saya sudah mencari-cari info tentang kemungkinan lain. Mainboard mungkin bisa di-servis kalau kerusakannya tidak parah dan tidak melibatkan komponen yang canggih seperti IC, chip, dan lainnya. Karena itu komponen sensitif yang di dalamnya ada bagian yang superkecil yang juga rentan rusak kalau penanganannya tidak sesuai. Pun apabila berhasil di-servis apakah bisa berfungsi normal seperti semula, atau hanya sekedar bisa hidup.

Karena itu salah satu pilihan, saya juga sedang mencari motherboard thinkpad T430 ini untuk penggantinya. Tentu saja motherboard bekas dan harus sesuai dengan budget yang ada. Pencarian di market place lokal, ada beberapa yang menjual dengan harga sekitar Rp 1 juta an.

Saya juga mencari di market place lain, Aliexpress dan di sana ternyata banyak pilihan baik barang dan rentang harganya. Bahkan ada harga yang jauh lebih murah dari market place lokal.

Karena ini sesuai budget, saya akan lanjutkan dengan pencarian motherboard bekas untuk pengganti Thinkpad T430 yang lagi ngadat ini. Saya akan ceritakan lagi nanti.

. Last Update: 20 Oct 2023

See Also

Comments: